Penulis: Sania Azkiyah Rahmah
Jumlah Halaman: 130
Berat: -/+ 150 gr
Blurb:
Mata Aileen berkaca-kaca setelah ingatan tentang ayahnya yang sejak kematian
kakaknya menjadi asing baginya. Raut wajah ayahnya yang biasanya ramah, menjadi
seperti muak kepada Aileen. Bahkan ayahnya sudah tidak mau lagi menatap ke arah
Aileen. Satu kalimat yang Aileen ingat dan membuat Aileen sangat patah hati adalah
saat ayahnya berkata, “Kamu adalah penyebab kematian Kayla, jangan tampakkan raut
wajahmu lagi di depan saya.” Dan sejak kejadian itu sampai sekarang Aileen dan
ayahnya tidak lagi saling bicara satu sama lain. Di keluarganya, hanya ibunya yang
menjadi support system yang membuat Aileen bertahan sampai saat ini.
Tiba-tiba terasa ada yang mengusap-usap bahu Aileen, ia terkejut melihat orang
yang mengelus bahu kecilnya ternyata itu ibunya, ibunya mengerti jika Aileen tak ingin
bertemu dengan ayahnya itu.
Aileen memang terlihat kuat. Namun, di balik itu Aileen sangat rapuh,
penyebabnya adalah luka yang diberikan oleh ayahnya membuatnya menjadi rapuh, air
mata Aileen turun tanpa izin saat tatapan mata Aileen dan ibunya bertemu.
“Leen, kamu harus kuat!” kata ibunya yang menyemangati Aileen sambil
menghapus air mata Aileen yang turun di pipi.
Reviews
There are no reviews yet.